Telepati berasal dari dua kata yaitu : “tele” berarti “jauh” dan “pathos” berarti “perasaan”. Telepati secara harfiah artinya adalah “merasakan dari jarak jauh”.
Telepati adalah gejala alamiyah yang sudah ada sejak kita masih bayi. Semua anak bayi memiliki kemampuan telepati secara alamiyah. Anak bayi belum mampu mengungkapkan perasaan dan keinginannya dengan kata kata. Ia menyampaikan dan mengungkapkan keinginannya melalui perasaan yang dipancarkan.
Secara singjkat telepati adalah saling berkomunikasi dengan pikiran. Laksana telepon genggam metafisika.
Oleh karena itu, ada baiknya kita mulai mencoba beberapa latihan berikut yang dapat membuktikan bahwa kemampuan telepati adalah hal yang dapat dimiliki oleh semua orang. Latihan berikut membuktikan bahwa kemampuan telepati adalah hal yang nyata, dan dapat dilakukan oleh siapa saja :
Kunci dari telepati adalah “memusatkan pikiran pada kondisi dan situasi saat ini”, artinya tidak memikirkan masa lalu atau masa depan. Pusatkan pikiran pada kondisi saat ini, pusatkan pikiran pada ruang tempat kita berada saat ini, dan pusatkan pikiran pada situasi yang sedang dihadapi saat ini. Memang, ini merupakan bagian yang paling sulit sekaligus paling menarik untuk dapat menguasai telepati.
Duduklah bersama dua orang yang dekat hubungannya dengan kita. Dua orang tersebut bisa orang yang kita sayangi, kawan, adik atau anak kita. Untuk mudahnya, kita sebut saja mereka Suyet A dan Suyet B.
Kemudian letakkan tujuh batang pensil warna di atas meja.
Perintahkan kepada Suyet A untuk memilih sebatang pensil. Cara mengirim perintahnya biasa saja, seperti kita menyuruh seperti biasa, “Tolong ambil pensil yang berwarna biru.” Tetapi, tentu saja kalimat itu hanya terpancar melalui pikiran, tidak terucapkan dengan lisan. Setelah pesan tersebut terpancar dari pikiran Anda, Anda dapat memberi isyarat kepadanya dengan berkata, “Kirim.”
Suyet A akan membaca pesan yang Anda kirim kemudian mengirim kembali pesan tersebut ke Suyet B di sebelahnya. Dia pun harus memberi isyarat kepada Suyet B dengan berkata, “Kirim.”
Suyet B sebagai penerima pesan terakhir harus membaca pesan yang dikirim oleh Suyet A, dan langsung memilih pensil yang telah disiapkan di atas meja. Jika salah, maka harus kembali memikirkan warna tersebut sampai dia mendapatkan jawaban yang benar. Misalnya, biru.
Lakukan latihan ini sampai proses pengiriman dan penerimaan pesan telepati dapat berjalan lancar. Kemudian istirahat.
Pada latihan putaran kedua, Anda dapat memutar giliran dengan menyuruh Suyet A sebagai penentu pilihan warna dan pengirim pesan telepati pertama. Suyet B akan menerima pesan tersebut, dan kemudian menyampaikannya kepada Anda. Di sini Anda berlatih sebagai “penerima pesan”. Memang melelahkan, tetapi lama kelamaan kita akan dapat melakukannya dengan mudah.
Di akhir pelatihan, akan dapat kita ketahui bahwa ada orang yang berbakat dalam mengirim dan ada pula yang sangat berbakat dalam menerima. Anda pun akan menyadarinya, apakah merasa lebih mudah dalam mengirim pesan atau dalam hal menerima pesan. Terima saja, apa pun bakat dasar yang Anda miliki.
Tertarik untuk mencoba ?? Begitupun saya ahaha :D Semoga bermanfaat dan See ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Post your comments